Wasathiyyah.com, Paris – Sebuah jajak pendapat terbaru yang dilakukan pada Rabu (4/11) terhadap rakyat Prancis menunjukkan hasil bahwa kebanyakan mereka tidak percaya pada kemampuan pemerintahan Emmanuel Macron dalam menangani Covid 19 gelombang kedua.
73% penduduk Prancis merasa bahwa presiden Macron melakukan kesalahan komunikasi dalam menyampaikan pesan penanganan Covid 19 gelombang kedua yang sedang berlangsung.
Jajak pendapat dilakukan oleh Yougov Prancis untuk Le Huffpost secara online pada tanggal 2 dan 3 November lalu. Melibatkan 1.004 responden berusia 18 tahun ke atas untuk mewakili populasi Prancis.
Hasilnya menunjukkan bahwa tujuh dari sepuluh responden tidak percaya pemerintah dapat mengelola Covid 19 gelombang kedua.
Survey YouGov Prancis pada bulan Oktober lalu menunjukkan 65 % warga Prancis merasa penguncian wilayah lebih baik diberlakukan lagi. Tetapi, hanya 29% yang percaya bahwa pemerintah dapat mengelola penyebaran Covid 19 gelombang kedua dengan benar.
Sebanyak 66 % responden yang disurveu tidak memiliki kepercayaan atas kemampuan pemerintah.
Dalam seminggu terakhir Prancis mengizinkan pertokoan yang menjual barang kebutuhan esensial untuk tetap beroperasi. Sedangkan pertokoan yang tidak menjual barang non esensial diharuskan tutup. Kebijakan ini berlaku hingga 1 Desember mendatang. Sebanyak 49 % responden mendukung langkah ini, sedangkan 47 % menentangnya.
55 % responden mendukung jika kebijakan penutupan wilayah sementara dilanjutkan hingga libur Natal tiba, sementara 38 % tidak mendukungnya. Responden mayoritas (85%) mendukung pembagian masker gratis kepada siswa-siswi di sekolah.
Hingga saat ini, casus Covid 19 yang terkonfirmasi di Prancis mencapai 1,6 juta kasus dengan angka kematian mencapai 39.037 jiwa. Menteri Kesehatan Prancis Olivier Veran memperingatkan bahwa serangan Covid 19 gelombang kedua bisa lebih parah di seluruh wilayah Prancis pada musim semi ini jika tidak ada langkah antisipasi.
Pemerintah menghimbau warga untuk tetap berada di dalam rumah kecuali untuk keperluan yang sangat mendesak. (WST/RS/anadoluagency)